30.11.08

Alam buat tikungan, Manusia buat garis lurus

Prof. Hideki Yukawa, seorang peralih juara Novel ilmu fisik, mengatakan demikian. Hal-hal yang lurus hampir di dunia ini dibuat oleh manusia. Sedangkan, bentuk apa saja yang dibuat oleh alam tidak ada yang lurus tetapi selalu berbentuk tikungan.

Sebenarnya apa artinya belajar? Umumnya, dalam proses belajar, anak pintar dianggap anak yang dapat menerima apa yang diajari oleh guru dan mengetahui berbagai pengetahuan. Guru senang sekali anak yang mampu menyelap apa yang guru mengajar dengan cepat. Namun, ada juga anak yang selalu bertanya mengapa dan mengapa. Ada juga yang sering salah dan makan waktu lama untuk memahami apa yang diajari.

Fenomena ini berdasar pendekatan garis lurus. Efisiensi selalu mengutamakan cepat dengan garis lurus yang paling pendek antara titik dan titik. Padahal, antara titik dan titik ada juga garis yang tidak lurus. Namun itu dianggap tidak efisien dan pendekatan anak seperti itu tidak dihargai oleh guru, umumnya.

Apakah semua pengetahuan yang diajari di sekolah benar? Tentu tidak juga. Sebagian anak-anak pasti berpikir aneh dan ingin bertanya mengapa. Anak-anak tersebut sudah masuk proses berpikir sendiri dengan pendekatan tikungan. Di dalam proses inilah mereka berpikir dan mencoba macam-macam. Ada yang menuju langkah maju ada juga yang mundur. Karena mereka berpikir sendiri secara inisiatif mereka sendiri, apa yang mereka mengalami dalam proses ini menjadi buah yang berharga untuk mereka. Menurut saya, inilah arti belajar.

Tentu, pendekatan tikungan ini makan waktu lama dan belum tentu mencapai solusi yang tepat. Tetapi, anak-anak mendapat daya berpikir sendiri makin kuat, maka mereka tidak mungkin panik jika menghadapi hal-hal yang mereka belum pernah mengalami selama ini. Tentu, pihak mengajar juga perlu rasa ruang untuk toleransi terhadap waktu yang lama dan pikiran yang aneh oleh anak-anak.

Dalam kondisi ekonomi global yang berubah dengan penuh ketidakpastian, kami akan pasti menghadapi berbagai kasus dan peristiwa yang kami belum pernah mengalami. Saat itu, apa yang paling dibutuhkan adalah kemampuan berpikir tanpa merasa panik. Dengan kata lain, meningkatkan daya hidup dengan pikiran kritis terhadap apa yang dianggap biasa selama ini. Mestinya kita perlu mulai sekarang berubah proses pelajaran dari garis lurus ke tikungan.


12.10.08

Paradoks Pemekaran dalam Otonomi Daerah

Berikut ini adalah tulisan kecil saya yang disampaikan untuk Simposium Kajian Wilayah Sulawesi oleh Universitas Hasanuddin dan Universitas Kyoto pada 11 Oktober 2008.

----------

Paradoks Pemekaran dalam Otonomi Daerah

MATSUI Kazuhisa


Sejak tahun 2001, Indonesia menerapkan desentralisasi dan otonomi daerah sesuai dengan proses demokratisasi. Pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung sejak 2005 setelah pemilihan presiden langsung pada 2004 dinilai suatu titik pencapaian historis dalam proses demokratisasi sesudah regim Orde Baru pada 1998.

Salah satu fenomena yang menonjol adalah pemekaran wilayah pemerintahan Prop, Kab/Kota, kecamatan dan desa. Dalam suasana sejenis uforia, jumlahnya bertambah terus. Meskipun Pemerintah memperketat persyaratan jumlah kecamatan untuk kabupaten/kota baru dan jumlah kabupaten/kota untuk propinsi baru dengan UU No. 32/2004, jumlah pemerintahan baru hasil pemekaran terus menambah sampai saat ini. Misalnya di Sulawesi, Kab Sigi di Prop Sulteng dimekarkan dari Kab Donggala (UU No. 27/2008), Kab Toraja Utara di Prop Sulsel dari Kab Tana Toraja (UU No. 28/2008), dan Kab Bolaang Mongondow Timur dan Kab Bolaang Mongondow Selatan di Prop Sulut dari Kab Bolaang Mongondow (UU No. 29 & 30/2008). Pada Agustus lalu, Pemerintah Prop Sultra menyetujui pembentukan Prop Buton Raya, hasil pemekaran dari Prop Sultra.

Pemekaran pemerintahan Kab atau Prop tersebut didahului pemekaran desa/kelurahan dan kecamatan selama beberapa tahun sebelumnya. Menurut UU No. 32/2004, Kab baru harus memiliki minimun 5 kecamatan dan Prop baru minimum 5 Kab/Kota (sebelumnya 3 kecamatan untuk Kab dan 3 Kab/Kota untuk Prop dalam UU No. 22/1999). Perketatan syarat tersebut justru mendorong penambahan jumlah pemekaran pemerintahan saat ini. Misalnya, Kab Toraja Utara telah dimekarkan dari Kab Tana Toraja, rencananya akan disusul oleh pemekaran Kab Toraja Barat, Kota Makale dan Kab Toraja Timur. Dengan demikian, bisa saja wilayah Kab Tana Toraja dulu akan menjadi Propinsi Tana Toraja. Mungkin ada skenario tersembuni seperti ini. Pemekaran Kab/Kota sangat terkait dengan pembentukan Prop baru.

Dengan pemekaran ini, pos-pos Kepala Daerah dan pejabat Pemda akan bertambah dan memuaskan kepentingan berbagai elit politik lokal. Motivasi pemekaran tentu berasal dari kepentingan dan keuntungan mereka. Dengan kata lain, pemekaran ini menciptakan lapangan kerja eksekutif di daerah yang mengalami masalah kesempatan kerja dengan pembiayaan oleh Pemerintah. Biaya sosial yang begitu tinggi akan dibiayai oleh APBN. Sedangakn, pembentukan Prop baru berarti penambahan jumlah kaki tangan Pemerintah Pusat yang mengatur dan mengawasi proses desentralisasi dan ini sesuai dengan kepentingan Pusat yang ingin mengurangi keliaran otonomi daerah saat ini dengan mempertahankan NKRI.

Pemekaran pemerintahan daerah dibenarkan karena pemda berposisi lebih dekat masyarakat untuk meningkatkan pelayanan publik, sesuai tujuan otonomi daerah. Padahal, nyatanya pemekaran tersebut dirancang secara sistematis mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, Kab/Kota, dan Prop. Penambahan jumlah Prop berarti intervensi Pusat makin meningkat dan ini tidak sesuai dengan arahan Otonomi Daerah. Dengan kondisi yang tidak tenang dengan pemekaran saat ini, pelaksanaan kebijakan pembangunan daerah sering tersendat dan memunuhi kepentingan elit politik lokal tanpa meningkatkan pelayanan publik. Pemekaran wilayah ini merupakan suatu paradoks besar dalam otonomi daerah di Indonesia.

1.10.08

Karebosi untuk Semua?

Hari ini, Hari Raya Idul Fitri dirayakan. Seperti biasa, pagi ini ada acara Sholat Id di berbagai tempat termasuk Lapangan Karebosi yang sedang "dipercantik".

Namun, waktu saya lewat Jl. Kartini, Karebosi "dipercantik" dengan kertas-kertas koran yang begitu banyak, seperti foto di bawah ini. Suatu karya seni untuk mempercantik Karebosi?



Banyak masyarakat Makassar katanya sangat mencintai lapangan Karebosi sebagai landmark kota daeng ini. Namun demikian, nyatanya Karebosi menjadi tempat buangan kertas koran. Apakah ini bukti kecintaan masyarakat Makassar untuk Karebosi?

Bukankah Karebosi untuk semua? Mencintailah benar-benar terhadap lapangan Karebosi. Bagaimana dirasakan oleh tujuh penyelamat Karebosi? Apakah sudah minta izin kepada tujuh penyelamat tersebut sebelum membuang kertas koran?

Silahkan membaca lagi cerita tentang tujuh penyelamat Karebosi.


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429H

Mohon Maaf Lahir dan Batin


Makassar, 01 Oktober 2009



20.9.08

Bagaimana Masakan Perancis di Makassar?

Hari ini saya bertemu seorang chef yang muda di de Luna resto & cafe, lt. 4 di Sejahtera Departement Store, Jl. A. Yani, Makassar.

Dia, Eko Hadiwijaya, kembali ke Makassar beberapa bulan yang lalu sesudah belajar masakan Perancis dan berpengalaman di negara-negara Asia sebagai koki. Dia kembali ke Makassar untuk membuat masakan Perancis yang khas Makassar dengan memanfaatkan bahan-bahan segar yang dihasilkan dari Makasar.

Namun, semangat dia makin menurun karena selera tamu-tamu di sini sangat konservatif dan tidak mau mencoba menu yang baru. Mereka tidak menghargai hal0hal yang baru dan bermutu tinggi, mala cepat puas dengan hasil makanan yang sedang-sedang saja. Akhirnya, Eko terpaksa puas dengan membuat masakan2 biasa.

Sambil dengar cerita Eko, saya mencoba minum hot chocolate.


Ehh, rasanya kental sekali. Ini benar-benar hot chocolate. Tidak menduga saya bisa minum hot chocolate yang begitu enak. Bahannya berasal dari Sulawesi namun olahannya di Jakarta. Sayang sekali belum bagus di Sulawesi.

Lalu, saya mencoba es krim rasa teh hijau dan pistachio.


Ummm, rasanya mantap dan kental juga. Benar, ada rasa teh hijau. Bahan bubuk teh hijau ini dari Jakarta. Hampir sama dengan es krim rasa teh hijau di Jepang, mala mungkin lebih enak. Sedangkan, rasa pistachio juga cukup terasa. Enak sekali. Kebanyakan tamu pesan rasa vanila, coklat, dan strawberry. Namun, rekomendari saya adalah rasa teh hijau dan rasa pistachio.

Saya mencoba tanya kepada Eko. Apakah Eko bisa buat full-course masakan Perancis dengan bahan-bahan dari Makassar dan Sulawesi? Kelihatannya dia agak kaget, tapi lalu mengatakan bisa jika pesanannya 3-4 hari sebelumnya. Menunya sepenuhnya diserahkan sama Eko untuk daya kreativitas dia ditingkatkan.

"Baru pertama kali saya merasa bersemangat sejak kembali ke Makassar" tutur Eko.

Makassar memiliki bahan makanan hasil laut yang bagus. Maka, saya sendiri ingin sekali makan masakan Perancis dan masakan Itali. Pasti Makassar menghasilkan masakan tersebut yang baik karena bahannya bagus.

Saya tidak mau Eko terpaksa puas dengan memasak makanan-makanan biasa sesuai selera konservatif masyarakat Makassar di sini. Siapa tahu lima tahun yang akan datang Makassar mempunyai restoran masakan Perancis dan Itali yang terkenal di Indonesia dan banyak tamu-tamu bondong2 datang ke Makassar...

Meskipun budgetnya harus dikonsultasikan, dengan pesanan, kami bisa makan masakan Perancis yang dibuat oleh Eko. Bagaimana mencoba makan masakan Perancis bersama? Silahkan menghubungi kepada:

Eko Hadiwijaya
Executive Sous Chef
de Luna Resto & Cafe
Jl. Jend. A. Yani No. 37A-B, 4th Floor, Makassar
Tel. 0411-321333, Fax. 0411-324306
HP: 0811-413180

12.8.08

Ada Begini ...

Saya jalan-jalan ke Toraja minggu lalu. Ada beberapa yang menarik dalam hal kok masih ada begini. Apakah anda pernah lihat ini?


Di dalam suatu restoran di dekat lapangan bola di Rantepao, ada papan petunjuk Pancasila versi bahasa Inggris. Memang, sebagian besar tamu termasuk saya di restoran adalah orang asing. Apakah ini agar wisatawan asing wajib memahami tentang Pancasila? Sedengar saya, beberapa hari yang lalu, mantan petinggi negara ini menyarankan Pancasila sebagai model perdamaian dunia...


Di perapatan jalan raya, masih terlihat patung-patung yang besar dan unik. Di atas (prapatan di Makale antara jalan ke bandara udara dan jalan ke Rantepao) adalah keluaraga sejahtera yang berada di bawah rumah Toraja. Sedangkan, di bawah (prapatan jalan ke Soppeng dan jalan ke Bone) adalah dua jari yang berwarna emas. Tanda peace atau ... Apakah istilah KB masih populer di dalam kalangan anak muda? Soalnya, tidak terlihat lagi tulisan "dia anak cukup".

Mungkin masih ada lagi, ya...

20.7.08

Tomohon, Sesudah TFF

Saya datang ke Tomohon, Sulawesi Utara, pada 19 Juli. Tomohon dikenal sebagai "kota bunga" dan terlihat banyak bunga di pinggir jalan dalam kota.



Antara 29 Juni dan 7 Juli lalu, adanya Tomohon Flower Festival (TFF) secara besar-besaran. Situs Pemda Kota Tomohon menyiapkan berbagai foto-foto TFF. Sayang sekali, saya tidak sempat menyaksikan TFF di Tomohon.

Foto-foto TFF

Terutama, karpet bunga yang dibuat oleh Tomohon katanya paling luas di dunia dan kalahkan yang berada di Belanda.

Foto Karpet Bunga

Karena disebut "terluas di dunia", saya mau melihat lokasi karpet bunga tersebut. Maka, meskipun TFF sudah selesai, iseng-iseng saya mampir ke Tomohon.

Sesudah tiba di Tomohon, saya coba tanya kepada beberapa orang yang kebetulan berada di pinggir jalan. Mungkin bahasa saya tidak jelas. Mereka tidak kenal karpet bunga tersebut. Asumsi saya tidak benar. Saya kira semua warga Tomohon mengenal TFF yang begitu besar.

Bapak Satpam Lalu Lintas mengantar saya ke rumah "Bos"nya. Dia, seorang petugas lapangan urusan ketertiban dan keamanan di Pemda Kota Tomohon, menjelaskan bahwa karpet bunga saat ini tidak ada lagi. Lokasinya di lapangan sepak bola di belakang kantor Walikota lama, dan memang Pemda membuat karpet bunga selama TFF.

Begitu banyak bunganya dipotong lalu dipasang dan diukur di atas lapangan sepak bola tersebut. Karena bunganya tidak ditanam lapangan dan hanya dipasang saja, maka bunganya sudah kering, lalu semuanya dibuang, menurutnya.

Apa boleh buat, saya coba ke lokasi karpet bunga yang lalu.


Di lokasi, benar, tidak ada apa-apanya. Apakah karpet bunga terluas di dunia pernah betul-betul ada di sini?

Sisa-sisa TFF terlihat di pintu gerbang lokasi karpet bunga.


Ada sisa-sisa tempelan bunga-bunga Marygold. Bunganya ditempel di atas kertas, lalu ditempel di tembok pintu gerbang. Karena tempelannya kuat, maka mungkin dibiarkan begitu saja.

Bunga. Buat masyarakat Tomohon yang menyebut diri sebagai kota bunga, apa artinya bunga? Bunga menyenangkan rasa manusia, mengurangi stres, atau memberi semangat.... Biasanya orang Jepang merasakan bunganya demikian. Di Tomohon, ada banyak bunga, namun saya tidak merasa suasana demikian di Tomohon.

Seorang warga yang ketemu mengatakan bahwa bunga di Tomohon dianggap sumber pendapatan dan diperihala untuk dijual. Mungkin betul. Bunga di Tomohon katanya laku sekali di pasar bunga, maka banyak masyarakat senang menanam bunga di lahan yang dulunya dipakai untuk komoditi lain.

Tomohon adalah kota bersih dan sejuk. Ada suasana khas yang berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Mungkin salah satu alasannya sebagian besar penduduk adalah umat Kristen. Namun, belum terlihat sikap cinta masyarakat terhadap bunga sebagai teman yang menyenangkan kehidupan manusia, melainkan produk untuk mendapat penghasilan secara ekonomi. Dalam hal materialisme, kota Tomohon kayaknya tidak jauh berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Mungkin, mungkin, belum ada waktu ruang untuk mencintai bunganya.

Gunung Lakon yang indah terlihat jauh dari lokasi bekasi karpet bunga.

6.7.08

Makan Jagung di Gorontalo

Saya berada di Gorontalo pada 29 Juni sampai 2 Juli pagi. Saat ini, Propinsi Gorontalo terkenal sebagai penghasil jagung. Wilayahnya dipimpin oleh Pak Fadel Muhammad yang berasal dari wiraswasta, dan menerapkan sistem manajemen perusahaan di dalam pengelolaan pemerintahan. Maka, suasana kantor pemerintah agak berbeda dengan daerah lain. Para aparat pemerintah terlihat mau bekerja dengan inisiatif sendiri.

Meskipun produksi jagung secara kuantitatis masih kalah dari Sulsel dan Sulteng, Gorontalo berhasil jadi terkenal sebagai wilayah jagung. Jagung menjadi trademark Gorontalo. Namun, jagung yang terlihat banyak sekali jagungyang berasal dari luar Gorontalo seperti BISI-2. Bagaimana pembangunan daerah dengan jagung disambungkan dengan pengembangan jati diri dan lokalitas Gorontalo sendiri? Ini tantangan yang cukup besar.

Ini cerita untuk dinas saya. Maka, saya tidak mau singgung di sini. Selama berada di Gorontalo, tentu saya makan jagung. Jagung yang berwarna putih dan mungkin jenis lokal.


Temannya jagung di sini adalah campuran garam, udang kecil dan santan. Terutama, rasa udang kecil yang sangat cocok dengan jagung ini. Benar, sambal untuk jagung berbeda-beda di daerah masing-masing. Di Sulsel, biasanya campuran garam, cabe, dan air juruk nipis. Ini juga enak sekali.


Selain jagung rebus, coba makan ilabulo. Ilabulo adalah suatu makanan khas Gorontalo. Campuran sago dan ampera ayam dibungkus dan dibakar, dan makan pakai sambal yang pedas. Ini juga enak, tapi mungkin akan menjadi bosan jika makan banyak bijinya. Kali ini saya cukup dua biji.


Wajah seorang Ibu penjual jagung di pinggir jalan Gorontalo-Boalemo. Senyum dengan sedikit malu.

25.6.08

Untuk Apa Belajar di Sekolah?

Inilah pertanyaan yang selalu saya bertanya sendiri pada waktu siswa di SMP/SMA. Pada waktu itu saya tinggal di suatu kota kecil di daerah lokal, Jepang. Saya tidak bisa dapat angka bagus di mata kuliah Bahasa Inggris. Tidak merasa butuh bahasa Inggris jika tidak lagi ke luar Jepang. Matematika juga demikian. Saya selalu bertanya untuk apa belajar di sekolah.

Tidak sedikit teman saya waktu itu berpikir gampang: untuk masuk universitas yang bagus. Guru sekolah juga sangat mengharapkan agar saya masuk universitas bernama. Dalam ujian regular setiap tiga bulan untuk semua mata kuliah, hasilnya diumumkan dengan urutan dan angka pada waktu siswa SMA. Teman mengetahui kali ini siapa yang urutan utama atau bagaimana urutan teman yang lain. Perhatian kami hanya untuk urutan dan angka hasil ujian, bukan lagi isi apa yang kami belajar.

Jika tidak ada ujian lagi, apakah siswa berhenti belajar? Memang demikian dalam pengalaman saya. Buktinya, sesudah masuk universitas, banyak teman saya merasa bebas dari tekanan belajar untuk urutan dan angka ujian. Mereka menikmati campus life yang begitu enak dalam pergaulan teman, olahraga, main game, atau pacaran.

Makin lama makin banyak orang masuk universitas. Akibatnya, citra universitas di Jepang mengalami penurunan. Bisa dikatakan ada "inflasi pendidikan". Mahasiswa saat ini seolah-olah siswa SMA sepuluh tahun yang lalu. Di Jepang, sebentar lagi hampir semua siswa bisa masuk universitas karena makin banyak jumlah universitas makin sedikit jumlah siswa SMA karena penurunan jumlah anak yang dilahirkan. Maka, nilai tinggi terhadap mahasiswa tidak terlihat lagi kecuali beberapa universitas bernama seperti Univ Tokyo, Kyoto, Waseda, Keio dan lain-lainnya.

UN di Indonesia saat ini. Banyak yang tidak lulus. Ada juga yang mencari kesalahan di luar pihak, seperti guru, soal, isu, dan kebijakan pemerintah. Ada juga yang pinsang. Saya mau tanya apakah semua siswa telah berusaha do your best? Mengapa tidak percaya apa yang mereka belajar dan gampang termakan oleh isu jawaban?

Untuk apa siswa-siswi di Indonesia belajar di sekolah? Untuk urutan dan angka nilai? Nama baik sendiri dan keluarganya? Untuk masuk universitas yang bagus?

Sebelum mencari kesalahan atau kambing hitam, sebaiknya... lebih banyak belajar dulu secara sungguh-sungguh. Dan belajar teruslah tanpa tekanan dari pihak luar. Untuk apa? Untuk dirinya sendiri sebagai manusia yang selalu berusaha memperbaiki diri terus. Untuk menjadi orang mandiri yang berpikir berdasar dari inisiatif sendiri tanpa menyalahkan pihak lain. Saya tidak mengharapkan mereka menjadi boneka manusia tanpa identitas diri.

21.6.08

Mamoejoe Straat di Makassar?

Seorang teman saya yang pernah tinggal di Makassar sebelum perang dunia dua sedang mencari informasi tentang nama-nama jalan dulu di Makassar. Ayahnya pedagang sepeda pada sekitar tahun 1930-an, dan tokonya berlokasi di Mamojoe Straat No. 1, Makassar, atau Tempel Straat No. 246, Makassar.

Tempel Straat adalah Jl. Sulawesi saat ini di Makassar. Saya coba check Jl. Sulawesi No. 246, ternyata pas sebelum Mesjid Tua yang berada perapatan Jl. Sulawesi dan Jl. Sangir. Apakah Jl. Sangir dulu disebut Mamoejoe Straat?

Jika ada yang tahu di mana Mamoejoe (mungkin Mamuju) Straat di Makassar waktu itu, mohon memberikan informasinya.

24.5.08

Bundt Collection tidak ada lagi

Bundt collection adalah salah satu tempat tujuan wisata kota Makassar terutama untuk wisatawan Eropa. Mereka pasti mengunjungi Bundt collection dan menikmati berbagai jenis anggrek dan kerang besar yang bentuknya unik.

Memang, sejak beberapa tahun lalu, ada kabar akan bongkar rumah si Bundt dan digantikan dengan ruko. Sore ini saya kebetulan mampir ke tempat dan mengambil fotonya.


Kota yang selalu berubah terus... Itulah Makassar terkini. Dengan menghilangkan barang-barang dan tanda-tanda ke-Makassar-annya. Makassar maunya menjadi apa? Ruko, mal, jalan lebar... ada ji dimana-mana di kota-kota Indonesia atau seluruh dunia. Di mana yang hanya ada di Makassar?

Daya tarik Makassar perlu dilestarikan dengan memperdalami ke-Makassar-annya. Jika tidak, siapa mencintai Makassar yang khas?

20.5.08

Kuburan Orang Jepang di Makassar

Beberapa hari yang lalu, saya terima email dari rekan yang menyelidiki masyarakat Jepang di Makassar pada zaman dulu. Dia mengirim dua foto yang menarik tentang kuburan orang Jepang yang kolektif di suatu tempat di sekitar Makassar pada sekitar tahun 1931 (ralat. bukan 1940-1945, seperti saya tulis dulu).



Saya baru tahu adanya kuburan orang Jepang yang begitu besar di sini. Apakah masih tersembunyi di suatu tempat? Ataukah sudah dimusnahkan karena dianggap buatan musuh sekutu atau tidak mau ingat kembali buruknya penjajahan oleh tentara Jepang?

Dengan kesempatan ini, saya ingin mendapat informasi tentang kuburan orang Jepang ini. Apakah kakek atau nenek anda mengetahui tentang ini? Jika ada info, mohon menghubungi ke alamat email saya: matsui01@gmail.com.

6.5.08

Penghematan BBM

Harga BBM di Indonesia kayaknya akan naik. Di Jepang juga sudah harga BBM naik dan mulai terasa gangguan untuk pertumbuhan ekonomi. Indonesia juga pasti akan jadi demikian.

SBY minta masyarakat ikut menghemat penggunaan BBM. Tetapi, mengapa semangat penghematan BBM tidak terlihat? Saya ingat waktu masih murid SD pada tahun 1970-an, yang mana terjadi kenaikan harga minyak secara mendakak. Ini jadi krisis di Jepang dan boom di Indonesia. Waktu itu, pemerintah Jepang setengah mati melakukan gerakan penghematan BBM, baik di pabrik perusahaan, kantor, maupun setiap rumah. Berbagai jalan tengah Tokyo juga jadi gelap.

Hampir semua perusahaan-perusahaan Jepang berusaha membangkit teknologi penghematan energi untuk meningkatkan efisiensi proses produksi. Semua pihak ikut berpikir cara-cara penghematan energi. Kesempatan ini menghasilkan berbagai teknologi canggih yang dapat mengurangi penggunaan energi, dan dengan demikian daya saing perusahaan Jepang ditingkatkan.

Dengan ini, krisis memperkuat kompetensi perusahaan Jepang yang kemudian bisa bersaing di dunia internasional. Teknologi penghematan tersebut digunakan oleh berbagai negara termasuk Indonesia tanpa peduli biaya dan waktu untuk menghasilkannya.

Saat ini, krisis di Jepang yang tidak menghasilkan sumber energi. Juga krisis di Indonesia yang masih menghasilkan minyak. Apakah Indonesia bersemangat untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan daya saingnya? Atau menunggu teknologi penghematan yang diberikan dari luar? Mengapa tidak mau menghemat pemakaian energi? Karena gengsi sebagai orang atas atau orang penting lebih berharga daripada krisis? Atau, mungkin karena banyak orang berpikir bahwa penghematan yang dilakukan satu orang akan dimanfaatkan oleh orang lain yang menikmati memakaian lebih banyak?

Kenaikan harga BBM bukan hanya di Indonesia tetapi dimana-mana di dunia termasuk Jepang. Maka, tidak ada gunanya untuk mempersalahkan suatu kalangan. Dan mungkin lebih baik mulai dari mengurangi kemewahan yang berdasar dari gengsi dalam pesta dan pertemuan besar-besaran oleh kalangan atas dulu. Kalangan yang tidak mampu sudah lama menghemat berbagai hal di dalam kehidupan sehari-hari. Kiranya, itu yang perlu dihormati.

2.5.08

Blog Baru "Kabar dari Daeng KM (2)"

Dengan alasan teknis, blog bahasa Indonesia saya pindah dari http://daengkm.blogspot.com ke situs ini. Mohon menyesuaikan alamat situs ini.

Saya tetap mencoba menyampaikan pendapat dan oikiran saya tentang Sulawesi dan Indonesia dalam hal berbagai topik.

Saya sendiri mulai tinggal di Makassar lagi sejak 1 Mei 2008 dan akan menyampaikan sesuatu yang terasa segar buat teman-teman saya di Indonesia. Semoga ada manfaatnya.