30.11.08

Alam buat tikungan, Manusia buat garis lurus

Prof. Hideki Yukawa, seorang peralih juara Novel ilmu fisik, mengatakan demikian. Hal-hal yang lurus hampir di dunia ini dibuat oleh manusia. Sedangkan, bentuk apa saja yang dibuat oleh alam tidak ada yang lurus tetapi selalu berbentuk tikungan.

Sebenarnya apa artinya belajar? Umumnya, dalam proses belajar, anak pintar dianggap anak yang dapat menerima apa yang diajari oleh guru dan mengetahui berbagai pengetahuan. Guru senang sekali anak yang mampu menyelap apa yang guru mengajar dengan cepat. Namun, ada juga anak yang selalu bertanya mengapa dan mengapa. Ada juga yang sering salah dan makan waktu lama untuk memahami apa yang diajari.

Fenomena ini berdasar pendekatan garis lurus. Efisiensi selalu mengutamakan cepat dengan garis lurus yang paling pendek antara titik dan titik. Padahal, antara titik dan titik ada juga garis yang tidak lurus. Namun itu dianggap tidak efisien dan pendekatan anak seperti itu tidak dihargai oleh guru, umumnya.

Apakah semua pengetahuan yang diajari di sekolah benar? Tentu tidak juga. Sebagian anak-anak pasti berpikir aneh dan ingin bertanya mengapa. Anak-anak tersebut sudah masuk proses berpikir sendiri dengan pendekatan tikungan. Di dalam proses inilah mereka berpikir dan mencoba macam-macam. Ada yang menuju langkah maju ada juga yang mundur. Karena mereka berpikir sendiri secara inisiatif mereka sendiri, apa yang mereka mengalami dalam proses ini menjadi buah yang berharga untuk mereka. Menurut saya, inilah arti belajar.

Tentu, pendekatan tikungan ini makan waktu lama dan belum tentu mencapai solusi yang tepat. Tetapi, anak-anak mendapat daya berpikir sendiri makin kuat, maka mereka tidak mungkin panik jika menghadapi hal-hal yang mereka belum pernah mengalami selama ini. Tentu, pihak mengajar juga perlu rasa ruang untuk toleransi terhadap waktu yang lama dan pikiran yang aneh oleh anak-anak.

Dalam kondisi ekonomi global yang berubah dengan penuh ketidakpastian, kami akan pasti menghadapi berbagai kasus dan peristiwa yang kami belum pernah mengalami. Saat itu, apa yang paling dibutuhkan adalah kemampuan berpikir tanpa merasa panik. Dengan kata lain, meningkatkan daya hidup dengan pikiran kritis terhadap apa yang dianggap biasa selama ini. Mestinya kita perlu mulai sekarang berubah proses pelajaran dari garis lurus ke tikungan.


4 komentar:

Anonim mengatakan...

Hai, salam kenal. Nama saya Susan.
Menurut saya, pendekatan garis lurus didasarkan atas statistik yang masuk ke kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, suara (baca: kebiasaan, 'kebenaran', pengetahuan) yang terbanyaklah yang selalu menang. Konsekuensinya, yang minoritas, yang aneh, yang nyleneh seringkali tidak mendapat tempat. Begitu juga dalam dunia pendidikan formal.
Thomas Alva Edison, si penemu lampu harus keluar dari sekolah formalnya. Saya curiga, jangan-jangan yang terjadi adalah gurunya tidak bisa melihat sesuatu yang luar biasa dalam diri seorang anak didik yang berada di luar kewajaran umum.
Di Jerman, seorang anak usia sekitar 10 tahun sudah 'ditentukan' nasibnya: apakah kelak boleh melanjutkan ke universitas atau tidak. Mengerikan ya?
Susan

bayu mengatakan...

hai daengkm SAN,
nama saya tri, kalau alam bergerak dengan membuat tikungan, berarti setiap tikungan akhirnya kan membentuk satu lingkaran penuh..."full circle"

terimakasih telah menunjukkan bagaimana alam bekerja...
sukses selalu, arigato gozaimashu

debra mengatakan...

hai Daeng KM 2
untuk tulisan ini, saya permisi untuk menampilkan linknya di wall facebook saya, bisa jadi bahan bacaan untuk saya dan teman-teman yang lain
terimakasih

Anonim mengatakan...

Hi, nama saya eka, salam kenal, ijin saya share artikelnya..