Inilah pertanyaan yang selalu saya bertanya sendiri pada waktu siswa di SMP/SMA. Pada waktu itu saya tinggal di suatu kota kecil di daerah lokal, Jepang. Saya tidak bisa dapat angka bagus di mata kuliah Bahasa Inggris. Tidak merasa butuh bahasa Inggris jika tidak lagi ke luar Jepang. Matematika juga demikian. Saya selalu bertanya untuk apa belajar di sekolah.
Tidak sedikit teman saya waktu itu berpikir gampang: untuk masuk universitas yang bagus. Guru sekolah juga sangat mengharapkan agar saya masuk universitas bernama. Dalam ujian regular setiap tiga bulan untuk semua mata kuliah, hasilnya diumumkan dengan urutan dan angka pada waktu siswa SMA. Teman mengetahui kali ini siapa yang urutan utama atau bagaimana urutan teman yang lain. Perhatian kami hanya untuk urutan dan angka hasil ujian, bukan lagi isi apa yang kami belajar.
Jika tidak ada ujian lagi, apakah siswa berhenti belajar? Memang demikian dalam pengalaman saya. Buktinya, sesudah masuk universitas, banyak teman saya merasa bebas dari tekanan belajar untuk urutan dan angka ujian. Mereka menikmati campus life yang begitu enak dalam pergaulan teman, olahraga, main game, atau pacaran.
Makin lama makin banyak orang masuk universitas. Akibatnya, citra universitas di Jepang mengalami penurunan. Bisa dikatakan ada "inflasi pendidikan". Mahasiswa saat ini seolah-olah siswa SMA sepuluh tahun yang lalu. Di Jepang, sebentar lagi hampir semua siswa bisa masuk universitas karena makin banyak jumlah universitas makin sedikit jumlah siswa SMA karena penurunan jumlah anak yang dilahirkan. Maka, nilai tinggi terhadap mahasiswa tidak terlihat lagi kecuali beberapa universitas bernama seperti Univ Tokyo, Kyoto, Waseda, Keio dan lain-lainnya.
UN di Indonesia saat ini. Banyak yang tidak lulus. Ada juga yang mencari kesalahan di luar pihak, seperti guru, soal, isu, dan kebijakan pemerintah. Ada juga yang pinsang. Saya mau tanya apakah semua siswa telah berusaha do your best? Mengapa tidak percaya apa yang mereka belajar dan gampang termakan oleh isu jawaban?
Untuk apa siswa-siswi di Indonesia belajar di sekolah? Untuk urutan dan angka nilai? Nama baik sendiri dan keluarganya? Untuk masuk universitas yang bagus?
Sebelum mencari kesalahan atau kambing hitam, sebaiknya... lebih banyak belajar dulu secara sungguh-sungguh. Dan belajar teruslah tanpa tekanan dari pihak luar. Untuk apa? Untuk dirinya sendiri sebagai manusia yang selalu berusaha memperbaiki diri terus. Untuk menjadi orang mandiri yang berpikir berdasar dari inisiatif sendiri tanpa menyalahkan pihak lain. Saya tidak mengharapkan mereka menjadi boneka manusia tanpa identitas diri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Ijin share, artikel yang menarik, saya Eka,..makasih
Posting Komentar